Thursday, September 30, 2010

Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate) dan Tingkat Kelahiran Khusus (Age Specific Rate)

 Crude Birth Rate (CBR)


Definisi

Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR) adalah angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran pada tahun tertentu per 1000 penduduk pada pertengahan tahun yang sama.


Kegunaan

Untuk mengetahui tingkat kelahiran yang terjadi di suatu daerah tertentu pada waktu tertentu.


Cara Menghitung
Angka Kelahiran Kasar (CBR) dihitung dengan membagi jumlah kelahiran pada tahun tertentu (B) dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama (P).


Rumus

CBR= B/P x1000      
   
CBR= Angka Kelahiran Kasar
B = Jumlah kelahiran
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun, P = (P0 + P1)/2,
Po = jumlah penduduk pada awal tahun dan
P1 = jumlah penduduk pada akhir tahun. 


Data yang Diperlukan

Jumlah kelahiran dan jumlah penduduk pada pertengahan tahun di suatu wilayah.  Jika tidak dapat diketahui data mengenai jumlah penduduk pada pertengahan tahun maka dapat digunakan data jumlah penduduk pada tahun tertentu.
 
Sumber Data

Data tentang jumlah kelahiran dan jumlah penduduk dapat diperoleh dari hasil sensus penduduk, registrasi vital, atau survei-survei tentang fertilitas. Dari Susenas, data tentang jumlah penduduk dapat diperoleh dari pertanyaan 3 dalam kuesioner pokok pada Seksi II Keterangan Rumahtangga. Data tentang jumlah kelahiran hidup dapat diestimasi secara tidak langsung dari data jumlah anak lahir hidup dengan menggunakan piranti lunak mortpack-lite
Contoh

Seperti dijelaskan dalam bagian Jumlah Kelahiran, jumlah kelahiran berdasarkan Susenas 2004 dapat diestimasi secara tidak langsung dengan program mortpack-lite dengan menggunakan data anak lahir hidup (children ever born). Hasil estimasi menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 4.415.122 kelahiran hidup. Dengan jumlah penduduk sebesar 217.072.346 maka:       clip_image005.gif
 
      CBR = 20,3



 Interpretasi
Pada contoh disebutkan perhitungan CBR Indonesia menurut data susenas 2004 adalah sebesar 20, yang artinya terdapat 20 kelahiran per 1000 penduduk Indonesia pada tahun 2004. 


Keterbatasan
Perhitungan CBR ini sederhana, mudah dihitung tetapi kasar. Perhitungan ini disebut perhitungan kasar karena yang menjadi pembagi adalah seluruh penduduk baik laki-laki maupun perempuan seluruh usia termasuk yang bukan perempuan usia reproduksi (15-49 tahun).



Age Specific Fertility Rate (ASFR)


Definisi
 
Angka Kelahiran Menurut Umur (Age Specific Fertility Rate/ASFR) adalah angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran per 1000 perempuan pada kelompok umur tertentu antara 15-49 tahun.
 
Kegunaan

ASFR merupakan indikator kelahiran yang memperhitungkan perbedaan fertilitas dari perempuan yang terpapar untuk melahirkan yaitu perempuan usia subur dengan memperhatikan karakteristik kelompok umurnya. Secara alamiah potensi (fekunditas) perempuan untuk melahirkan berbeda menurut umur, dan menjadi steril setelah menopause atau usia 49 tahun. Secara sosial ada kecenderungan bahwa saat ini perempuan ingin membatasi jumlah anak setelah umur 35 tahun. Pengetahuan mengenai ASFR akan berguna untuk pelaksanaan program KB dan peningkatan pelayanan kesehatan Ibu dan Anak.
 
Indikator ASFR merupakan data dasar untuk mengembangkan proyeksi penduduk, untuk mengetahui jumlah penduduk menurut umur dan jenis kelamin dimasa yang akan datang. Hasil proyeksi penduduk merupakan basis data untuk perencanaan pembangunan manusia di tahun-tahun mendatang.
Cara Menghitung

Membagi jumlah kelahiran yang terjadi pada perempuan pada kelompok umur tertentu (i), dengan jumlah perempuan kelompok umur tersebut kemudian dikalikan dengan konstanta k (1000).
 
Rumus
ASFR

 
 

dimana
ASFRi = Age Specific Fertility Rate untuk perempuan pada kelompok umur i, i = 1 untuk umur 15-19 tahun, yakni:
i = 2 untuk umur 20-24 tahun,
i = 3 untuk umur 25-29 tahun,
i = 4 untuk umur 30-34 tahun,
i = 5 untuk umur 35-9 tahun,
i = 6 untuk umur  40-44 tahun,
i = 7 untuk umur 45-49 tahun.
Bi  = Jumlah kelahiran dari perempuan pada kelompok umur i.
Pif = Jumlah penduduk perempuan pada kelompok umur i.
 

Data yang Diperlukan

Untuk dapat melakukan perhitungan ASFR, data yang diperlukan adalah data tentang banyaknya bayi yang lahir dari ibu menurut umur tertentu misalnya Ibu usia 20-24 tahun pada suatu daerah dan suatu tahun tertentu dan banyaknya Ibu pada umur tersebut (20-24 tahun) pada daerah dan tahun yang sama.


Sumber Data
 
Perhitungan Secara Langsung (direct method)

Selama ini perhitungan secara langsung untuk ASFR dilakukan dengan menggunakan data ‘riwayat kelahiran’ yang dikumpulkan dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). SDKI yang terakhir dilaksanakan tahun 2002/3. Sayangnya, jumlah sampel SDKI tidak memungkinkan kita menghitung ASFR untuk tingkat kabupaten/kota. Sehingga ASFR di tingkat kabupaten atau kota dihitung secara tidak langsung dari Susenas yang dilaksanakan tiap-tiap tahun.
 
Perhitungan tidak langsung (indirect method)

Selama ini hasil perhitungan ASFR dan TFR yang dipublikasikan secara luas oleh BPS adalah hasil perhitungan secara tidak langsung yang dilakukan dari data Sensus Penduduk dengan menggunakan program EastWestPop berdasarkan metode ‘anak kandung ’ atau anak-anak yang tercatat dari daftar anggota rumah tangga.
 
Selain itu, ASFR juga dapat diperkirakan dari data Susenas pada pertanyaan 3 dalam kuesioner pokok pada Seksi II Keterangan Rumahtangga. Jumlah kelahiran hidup dan ASFR dapat diestimasi menggunakan piranti lunak mortpack-lite. Untuk memperoleh data ASFR dan jumlah kelahiran yang akurat, diperlukan penggabungan informasi dari beberapa Susenas yang digabung dan hasilnya dirata-ratakan. 
 
Catatan: Dalam Web ini telah tersedia data ASFR menurut Kabupaten dan Kota yang dihitung dari data Susenas 2003 dan 2004.  

Contoh
Pada Tabel 1 disajikan contoh perhitungan Angka Kelahiran Menurut Umur (ASFR) untuk Indonesia berdasarkan data Susenas 1999 dan 2004. 
 
Tabel 1. Jumlah Perempuan, Jumlah Kelahiran, dan Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur (ASFR), Indonesia, Susenas 1999 dan 2004.
Kelompok Umur
(1)
Jumlah perempuan*
(2)
Jumlah kelahiran*
(3)
Angka Kelahiran Menurut Umur (ASFR)
(4) = [(3) : (2)] x 1000
15-19
9.794.093
381.970
39
20-24
10.110.367
1.364.900
135
25-29
9.601.442
1.324.999
138
30-34
9.132.513
913.251
100
35-39
8.587.142
352.073
41
40-44
7.459.538
89.514
12
45-49
5.870.372
29.352
5
* )Angka ini merupakan angka rata-rata untuk tahun 1999 dan 2004.
 

Intepretasi

Dari Tabel 1 terlihat bahwa pola ASFR mengikuti huruf U terbalik, rendah pada kelompok umur 15-19 tahun dan umur 40-49 tahun, dan tinggi pada perempuan kelompok umur 20-34 tahun, dengan puncaknya pada perempuan kelompok umur 25-29 tahun, yaitu sebesar 138. Hal ini berarti dari 1000 perempuan yang berusia antara 25-29 tahun terdapat 138 kelahiran hidup pada tahun 1999 dan 2004. 
 
Puncak ASFR yang terletak pada kelompok umur 25-29 tahun dapat mengindikasikan bahwa kelahiran pada tahun 1999 dan 2004 paling banyak dikontribusi oleh perempuan pada kelompok umur 25-29 tahun. Hal ini juga dapat berarti bahwa anjuran pemerintah untuk "tidak melahirkan pada usia yang terlalu muda" sudah mencapai sasaran secara nasional. Fenomena ini bisa juga dikaitkan lebih jauh dengan suksesnya program wajib belajar sembilan tahun yang menyebabkan semakin banyaknya perempuan muda yang bersekolah lebih tinggi, dan semakin terbukanya kesempatan bagi perempuan di pasar kerja. Pada akhirnya, hal ini akan membuat banyak perempuan menunda untuk menikah dan melahirkan karena pada umumnya mereka yang menikah dan melahirkan pada usia muda secara fisik dan emosional sebetulnya belum matang.




Keterbatasan

Sering terjadi kesalahan pelaporan umur Ibu, maupun jumlah anak lahir hidup. Umumnya terjadi kekurangan pelaporan pada bayi-bayi yang lahir hidup kemudian meninggal pada waktu masih bayi. Ini umumnya terjadi di kalangan perempuan yang berpendidikan rendah dan tinggal di wilayah perdesaan. Hal ini dapat mengurangi tingkat akurasi estimasi ASFR.


Sumber: LINK

0 comments:

Post a Comment

Template by:
Free Blog Templates